Oleh karena itu praktikum kali ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan pembuatan larutan dari bahan padat dan cair, konsentrasi dari suatu larutan, serta faktor apa saja yang mempengaruhi konsentrasi nya.
Pada praktikum pembuatan larutan dilakukan dua kali percobaan yaitu percobaan membuat larutan dari bahan padat dan cair. Pada percobaan membuat larutan dari bahan padat menggunakan padatan NaCO3. Padatan Na2CO3 yang ditimbang menggunakan kaca arloji seberat 1 g lalu dicampur dengan aquades di dalam gelas kimia 50 ml. Padatan Na2CO3 yang diaduk hingga Merata menggunakan batang pengaduk tersebut kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml menggunakan corong kaca. Kemudian semua alat dibilas dan air bilasan ya pun ikut dimasukkan ke dalam labu takar kemudian ditambahkan aquades hingga batas 0,5 hingga 1 cm. Kemudian dihomogenkan selama beberapa kali. Berdasarkan hasil percobaan ini, dihasilkan konsentrasi Molaritas sebanyak 0,094 M dan persen berat sebesar 1%.
Laporan Praktikum Stoikiometri Pdf 26
Pada percobaan pembuatan larutan dan pengenceran larutan, kita menggunakan beberapa alat yang akan membantu kita dalam melaksanakan percobaan ini. Seperti neraca analitik yang berfungsi untuk menimbang bahan secara akurat. Berikutnya adalah labu takar, pada praktikum kali ini, alat ini digunakan pada percobaan pembuatan larutan dan pengenceran larutan. Labu takar juga bisa digunakan sebagai wadah untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Pipet tetes digunakan untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lainnya dalam jumlah yang sangat kecil. Pada percobaan ini, pipet tetes digunakan untuk memindahkan aquades ke dalam labu takar agar jumlah aquades di dalam labu takar mencapai tanda batas dalam labu takar selanjutnya, ada pipet volume yang digunakan untuk mengukur larutan H2SO4 pekat dapat 10 ml. Hal ini berarti, pipet volume digunakan sebagai alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Selain penggunaan alat, praktikum pembuatan larutan dari bahan padat dan cair juga menggunakan bahan-bahan yang tentunya memiliki fungsinya masing-masing yaitu yang pertama adalah aquades. Aquades berfungsi sebagai pelarut untuk dapat melarutkan padatan Na2CO3 dan berfungsi untuk menambahkan cairan ke dalam larutan yang peka. Padatan Na2CO3 digunakan sebagai bahan dalam percobaan pembuatan larutan dari bahan padat. Padatan Na2CO3 dipilih karena padatan berbentuk kristal ini mudah larut dalam air. Larutan H2SO4 pekat merupakan bahan yang memiliki fungsi sebagai bahan dalam percobaan pengenceran larutan. Bahan ini dipilih karena H2SO4 dalam bentuk larutan memiliki kepangkatan yang tinggi sehingga sangat cocok bila digunakan pada percobaan pengenceran.Tisu digunakan untuk mengeringkan alat alat setelah dilakukan proses pencucian dan juga digunakan untuk membersihkan meja dari kotoran sisa percobaan.
Pada praktikum pembuatan larutan ini dilakukan pula beberapa perlakuan yang memiliki fungsi berbeda beda seperti pada saat perlakuan penimbangan bahan yang berfungsi untuk mengetahui berat dari massa yang dibutuhkan pada praktikum ini. Penimbangan berlaku pada bahan yang berbentuk padatan itu padatan Na2CO3. Fungsi perlakuan pemindahan secara kuantitatif yaitu untuk memastikan agar bahan yang dipindahkan tidak berantakan dan pengukuran dan kepekatannya tidak berubah. Fungsi perlakuan pengadukan yaitu untuk mengo mau game kan larutan dengan sempurna, seperti proses pengadukan Na2CO3 dalam bentuk padatan ke dalam aquades agar padatan larut dan homogen dengan sempurna di dalam aquades. Pembilasan pada alat alat yang digunakan pada proses pembuatan larutan dari bahan padat lalu dimasukkan ke dalam labu takar berfungsi untuk menjaga konsentrasi larutan tetap stabil. Penghomogenan pada percobaan ini dilakukan agar larutan dapat bercampur dengan sempurna. Terakhir, ada proses pendinginan yang berfungsi untuk menetralkan subuh dari pencabulan aquades dan larutan H2SO4 pekat yang suhunya sedang meningkat.
Pada praktikum pembuatan larutan kali ini, praktikkan melakukan beberapa faktor kesalahan yaitu pada saat proses pembuatan larutan dengan menggunakan larutan H2SO4 pekat di mana seharusnya perhatikan mengisi aquades ke dalam labu takar terlebih dahulu, namun perhatikan langsung mengambil larutan H2SO4 terlebih dahulu. Faktor kesalahan yang berikutnya juga terjadi pada saat proses pembuatan larutan menggunakan larutan H2SO4 pekat. Di mana perhatikan mau masukan aquades ke dalam labu takar melebihi batas 0,5 hingga 1 cm, yang bisa mengganggu konsentrasi larutan tersebut. Hal ini terjadi karena praktikan kurang teliti dan kurang berhati hati saat praktikum berlangsung.
Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangat penting mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu kita butuhkan dan selalu kita gunakan dalam praktikum lanjutan atau dalam pengaplikasiannya dalam penelitian.
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan yaitu penentuan bobot jenis dan kerapatan zat. Pada percobaan penentuan kerapatan zat, bahan yang dipakai yaitu asam borat sebanyak 10 g. Percobaan kali ini dilakukan untuk menentukan kerapatan bulk, mampat dan kerapatan sejati. Pada kerapatan bulk, tidak diberi perlakuan apapun, zat yang akan dihitung kerapatannya langsung dimasukkan ke dalam gelas ukur untuk mengukur volume bulk. Selanjutnya dihitung kerapatan bulk. Berbeda dengan kerapatan bulk, pada kerapatan sejati memiliki perlakuan khusus, untuk memampatkan zat, gelas ukur diketuk sebanyak 200 ketukan hingga zat yang ada di dalam gelas ukur menjadi mampat, kemudian diukur volume mampatnya. Selanjutnya dihitung kerapatan mampat. Untuk kerapatan sejati, asam borat yang dimasuk kedalam piknometer diisi dengan paraffin cair. Keberadaan paraffin cair untuk melarutkan asam borat. Selanjutnya hitung kerapatan sejatinya.
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan waktu dengan membagi beberapa praktikum kepada masing-masing kelompok. Alat-alat laboratorium agar segera dilengkapi untuk menunjang jalannya praktikum.
2. Rumusan masalaha. Bagaimana pengamatan saalah satu cara termudah untuk mempelajari stoikiometri beberapa reaksi?b. Bagaimana penentuan temperatur optimum beberapa reaksi stoikiometri system?3. Tujuana. Mahasiswa dapat mengamati salah satu cara untuk mempelajari stoikimetri beberapa reaksib. Mahasiswa dapat dapat menentukan temperatur optimum beberapa reaksi stoikiometri system4. Manfaata. Agar mahasiswa memahami pengamatan salah satu cara untuk mempelajari stoikiometri beberapa reaksi.b. Agar mahasiswa memahami penentuan tempeatur optimum beberapa reaksi stoikiometri system.
a. Variasi KontinyuVariasi kontinyu adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksi kimia. Variasi kontinyu merupakan metode untuk mempermudah kita mempelajari stoikiometri sistem (chang, 2004)
BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Tempat dan WaktuTempat pelaksanaan praktikum di laboratorium kimia B, lantai 2 fakultaltas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pukul 13.00-15.00 WITA. Pada hari rabu, tanggal 1 November 2017 .
SARANSaran kami, padasaatmelakukanpercobaanpraktikan di harapkanberhati-hatidalammemasukkansuatuzat yang memilikikadartinggikedalamtabungreaksidikarenakanzattersebutdapatmenyebabkanlukabakarpadabagian yang terkenazattersebut. Dan sebaiknyapadasaatpraktikumberlangsungpraktikanmengenakanperlengkapanpraktikumdenganbaik,karenasuatuzatpadasaat di reaksikanakanmelepaskan gas-gas berbahayakeudara yang jikaterhirupdapatmenyebabkansesaknafasdanmemicukerusakanfungsi organ. 2ff7e9595c
Comentarios